Assalamualaikum :) This is my journal, my activities and experiences, as well as writing science.

Minggu, 04 Desember 2016

Posted by Saras Gusvita on 01.25 with No comments

TIDUR 



2
 Tidur sepertinya merupakan lawan kata ‘jaga’, namun kedua keadaan tersebut mempunyai banyak kesamaan.Kita berpikir pada waktu kita tidur, seperti yang terjadi pada saat mimpi, walaupun berpikir dalam mimpi berbeda dengan berpikir dalam keadaan jaga.Kitapun membentuk ingatan pada waktu tidur, seperti yang kita tahu dari fakta bahwa kita mengingat impian.
     Para peneliti telah melihat ritme normal pada waktu seseorang jaga dan tidur, kepulasan tidur seseorang pada waktu-waktu yang berbeda di malam hari, serta faktor individu dan lingkungan yang mempengaruhi tidur.
Ritme Sirkadian
       Ritme Sirkadian (circadian rhtyhm) adalah siklus perilaku atau fisiologis harian. Ritme sirkadian harian mencakup siklus tidur/bangun, suhu tubuh, tekanan darah, dan kadar gula darah (Skene & Arendt, 2006). Istilah circadian berasal dari kata Latih circa yang berarti “sekitar” dan “dies”, yang berarti “hari”. Contohnya suhu tubuh fluktuasi sekitar 3 derajat Fahrenheit dalam 24 jam sehari, memuncak di sore hari dan paling rendah antara jam 2 dan 5 sore.
      Banyak peneliti telah menemukan bahwa perubahan dari hari ke malam dipantau oleh nukleus suprakiasmatik (suprachiasmatic nucleus-SCN), suatu struktur kecil di otak yang menyelaraskan ritme tubuh sendiri dengan siklus terang dan gelap berdasarkan masukan dari retina (Michel et al, 2006).Banyak orang yang buta total mengalami masalah tidur sepanjang hidup mereka karena retina mereka tidak dapat mendeteksi cahaya. Orang-orang ini mengalami jet lag permanen dan insomnia periodik karena ritme srikadian mereka sering kali tidak mengikuti siklus 24 jam (National of Neurobiological Disorders and Stroke, 2001)
  
Mengapa Kita Butuh Tidur?
      Tiap orang tidur, dan ketika kita tidak cukup tidur, kita sering tidak berfungsi dengan  baik, secara fisik dan mental. Keuntungan penting dari tidur mencakup pengembalian kondisi tubuh, adaptasi, pertumbuhan, dan ingatan.
   Untuk mendukung fungsi pemulihan tidur, banyak sel tubuh menunjukkan produksi yang meningkat dan berkurangnya pemecahan protein selama tidur lelap (National Institute of Neurilogical Disoders and Stroke, 2001). Molekul-molekul protein merupakan blok pembangun yang dibutuhkan pertumbuhan sel dan untuk perbaikan teehadap kerusakan dari berbagai faktor seperti stress. Banyak para ahli neurosains juga percaya bahwa tidur memberikan kesempatan bagi saraf-saraf yang bekerja ketika kita terjaga untuk dimatikan dan memperbaiki diri mereka sendiri (National Institute of Neurological Disoders and Stroke, 2001). Tanpa tidur, saraf-saraf dapat tersedot tenaganya atau terpolusi oleh produk sampingan aktivitas seluler sehingga mulai mengalami kerusakan.
    Sebagai tambahan atas fungsi pemulihan, tidur memiliki fungsi adaptif evolusioner. Tidur juga menguntungkan bagi pertumbuhan fisik dan meningkatkan perkembangan otak pada bayi dan anak. Contohnya, tidur lelap terjadi bersamaan dengan pelepasan hormon pertumbuhan pada anak (National Institute of Neurogical Disorders and Stroke, 2001). Kekurangan tidur menimbulkan stress, dan hormon stress dapat menganggu pembentukan saraf-saraf di hipokampus: bagian otak yang sangat berkaitan dengan ingatan (Mirescu, et al, 2006).

Jadwal Tidur
    Dalam waktu 6 bulan setelah kelahiran, jumlah waktu waktu tidur seorang bayi menurun dari 16 jam sehari menjadi 13 jam sehari. Kebanyakan orang dewasa tidur rata-rata 7,5 jam setiap malam, tetapi saat ini banyak yang berubah. Beberapa orang berhasil tidur hanya 3 jam setiap malam, (Jones dan Oswald, 1968), dan ada pula laporan yang menyatakan sebagian orang malah tidur kurang dari 3 jam. Seorang wanita tua rata-rata tidur hanya 45 menit setiap malam.(Meddis, Pearson dan Langford, 1973).

Tahapan Tidur
     Penelitian yang dimulai pada tahun 30-an (Loomis, Harvey dan Hobart, 1937) telah menghasilkan teknik yang peka untuk mengukur kepulasan tidur seseorang dan untuk mengukur bilamana mimpi terjadi (Dement dan Kleitman, 1957). Penelitian ini menggunakan alat yang mengukur: (1) perubahan elektris pada kulit kepala yang dihubungkan dengan aktivitas otak yang spontan selama waktu tidur, dan (2) gerakan mata yang cenderung terjadi selama bermimpi. Grafik yang merekam perubahan elektris, atau gelombang otak, dinamakan elektroencefalogram (electroencephalogram) atau EEG.
   Tahapan tidur berhubungan dengan banyak sekali perubahan elektrofisiologis yang terjadi di seluruh otak selagi aktivitas listrik yang cepat, tidak beraturan, dan beramplitudo rendah berganti dengan tidur lelap yang lambat, teratur, dan gelombang beramplitudo tinggi. Menggunakan alat electroenchepalograph (EEG) untuk memantau aktivitas listrik otak, para ilmuwan telah menemukan lima tahap tidur yang berbeda dan dua tahap bangun.
Tahap 1-4
Tahap 1 : tidur ditandai dengan gelombang teta, yang frekuensinya lebih lambat dan ampliudonya lebih besar daripada gelombang alfa. Perbedaan antara rileks dan tidur tahap 1 bersifat perlahan.
Tahap 2 : gelombang teta melanjut, tetapi berbaur dengan karakter penting dari tidur tahap 2, kumparan tidur (sleep spindles). Keadaan ini melibatkan peningkatan yang tiba-tiba dalam frekuensi gelombang (Fogel & Smith, 2006). Tahap 1 dan 2 merupakan tahap tidur ringan, dan bila seseorang dibangunkan pada tahap tidur ini, mereka sering kali melaporkan tidak sedang tidur sama sekali.
Tahap 3 dan tahap 4 : tidur ditandai dengan gelombang delta, gelombang paling lambat dengan aplitudo paling tinggi semasa tidur. Dua tahap ini sering dirujuk sebagai tidur delta. Tidur delta merupakan tidur kita yang paling lelap, waktu saat gelombang otak kita paling tidak seperti gelombang otak ketika terjaga. Bila mereka dibangunkan dari tidur tahap ini, mereka biasanya bingung dan kehilangan orientasi.

Tidur REM.
     Setelah melewati tahap tidur 1-4, seseorang yang sedang tidur bergerak dari tahap tidur ke arah bangun dan masuk kembali ke tahap 5, bentuk tidur yang berbeda disebut tidur REM (gerakan cepat mata-rapid eye movement) (Dan & Boyd, 2006). Tidur REM adalah tahap aktif dari tidur di mana mimpi terjadi.Tidur Rapide Eye Movement (REM),tidur dimana 20% terjadi dari total waktu tidur orang dewasa dimalam hari,yang ditandai dengan detakjantung yang menigkat,aliran darah semakin cepat dan nafas tidak beraturan. Tidur REM selalu disertai dengan mimpi yang mana-orang tersebut dapat mengingatnya atau tidak-merupakan pengalaman yang dialami setiap orang ketika mereka sedang tidur pada malam hari. mimpi biasanya sering muncul pada periode REM,dimana mimpi tersebut  memberikan gambaran hidup dan mudah untuk di ingat. Selain itu, tidur REM dapat berperan dalam belajar,dan mengingat,membiarkan kita mengingat ulang setiap informasi dan perasaan  emosional yang kita dapatkan tiap harinya.
    Tahap 1-4 dirujuk  sebagai tidur non REM. Tidur non-REM ditandai dengan kurangnya gerakan mata yang cepat dan sedikit mimpi. Seseorang yang terbangun ketika tidur REM lebih sering melaporkan telah bermimpi daripada bila dibangunkan di tahap tidur yang lain (Ogawa, Nittono, & Hori, 2005) 

Grafik Tidur  


GANGGUAN TIDUR
   Tidur berperan dalam banyak pemyakit dan gangguan (Costa & Silva, 2006). Tidur juga diasosiasikan dengan karakteristik dan pemyakit jantung (Plante, 2006). Saraf-saraf yang mengendalikan tidur berinteraksi erat dengan sistem kekebalan tubuh (Lange et al, 2006) dan ketika tubuh kita memerangi infeksi, sel-sel kita menghasilkan substansi yang membuat kita mengantuk. Individu dengan keluhan depresi sering kali mengalami masalah tidur.

Gangguan Tidur
    Banyak orang menderita gangguan tidur yang tidak terdiagnosis dan tidak tertangani yang membuat mereka harus bergelut melewati hari mereka, mereka tidak termotivasi, dan merasa lelah (Calpepper, 2005; Ekstedt et al, 2006). Beberapa masalah tidur yang besar adalah insomnia, berjalan dalam tidur dan mengigau, mimpi buruk dan teror malam, narkolepsi, dan apnea tidur.

Insomnia: Masalah tidur yang umum adalah insomnia, ketidakmampuan untuk tidur. Insomnia dapat mencakup kesulitan untuk tertidur, terbangun di malam hari, atau terbangun terlalu dini. Biasanya terjadi pada perempuan dan dewasa lanjut, juga pada individu yang kurus, stres, atau depresi. (Johnson &, Roth, & Breslau, 2006).

Mimpi Buruk dan Teror Malam :  Mimpi buruk (nightmare) adalah mimpi mengerikan yang membangunkan pemimpi dari tidur REM (Zadra, Pilon, & Donderi, 2006). Isi mimpi buruk berkisar pada bahaya pemimpi dikejar-kejar, dirampok, dibunuh, atau dilempar ke jurang. Mimpi buruk merupakan hal yang lazim dan banyak dari kita yang mengalaminya terutama ketika masih kanak-kanak. Teror malam (nightmare) ditandai oleh rangsangan tiba-tiba dalam tidur oleh rasa takut yang sangat kuat.

Apnea Tidur : Apnea tidur (sleep apnea) adalah gangguan tidur di mana individu berhenti bernapas ketika lubang angin gagal membuka, atau karena proses otak yang terkait dengan pernapasan gagal bekerja selayaknya. Biasanya orang yang mengalami apnea tidur mengalami beberapa kali terbangun singkat pada malam hari agar mereka dapat kembali bernapas, walaupun mereka biasanya tidak awas terhadap keadaan bangun mereka.  
  Gangguan tidur di malam hari dialami oleh lebih sedikit orang, tetapi sangat mengganggu/menyulitkan mereka. Dalam suatu penelitian yang besar pada orang-orang dewasa , 6% dari percontoh pria dan 14% dari wanita mengeluh bahwa mereka sering atau malah sangat sering mengalami kesulitan untuk tidur atau  tidak dapat tidur nyenyak di sepanjang malam (Kripke dan Simons, 1976). Seorang peneliti yang menangani 141 orang yang mengalami sukar tidur menemukan bahwa masalah medik atau kejiwaan (medical or psycologycal problems) merupakan penyebab bagi kebanyakan gangguan tidur.
    Dua gangguan tidur yang relatif jarang dialami tetapi cukup berat adalah narcolepsy dan apnea; kedua gangguan ini ditandai oleh tidak adanya penguasaan diri pada saat perulaan tidur. Seorang penderita narcolepsy dapat tertidur ketika sedang menulis surat, mengendarai mobil, atau bercakap-cakap. Biasanya, waktu tidur yang singkat dan mendadak dalam narcolepsy diiringi dengan pendorongan otot (mascular relaxation); orang tersebut mungkin hanya mengangguk atau roboh.Namun, penderita narcolepsy dapat melanjutkan perilaku otomatik yang mereka lupakan kemudian, seperti mengendarai mobil sejauh bermil-mil tanpa kecelakaan.
   Dalam apnea, seseorang akan berhenti bernafas ketika tidur. Penderita apnea mesti terjaga berkali-kali di sepanjang malam agar dapat bernafas, walaupun mereka tidak menyadarinya. Gangguan apnea merupakan hal yang umum di antara individu usia lanjut; diperkirakan 1/3 dari penderita gangguan ini berumur diatas 65 (Ancoli-Israel, 1981).
    Apnea dan narcolepsy menunjukkan bahwa sistem kontrol yang kompleks, baik secara sengaja maupun tidak sengaja terlibat dalam tidur.

Kurang Tidur(Sleep Deprivation)
   Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa efek kurang tidur yang paling ajeg adalah rasa kantuk, ingin tidur, dan kecenderungan untuk tidur dengan mudah (Dement, 1976).Subjek yang tetap tidak tidur selama 50 jam atau lebih menunjukkan tidak lebih dari “kurangnya perhatian sementara”, kerancuan, atau salah persepsi (Webb, 1975). Bahkan waktu tidur melampaui 4 hari akan menghasilkan gangguan perilaku yang berat. Dalam suatu penelitian di mana subjek tidak tidur selama 264 jam (11 hari 11 malam), tidak ditemukan reaksi yang menyimpang.(Gulevich, Dement dan Johnson, 1966).Kegiatan intelektual seperti menjawab pertanyaan tes pendek tampaknya tidak terpengaruh oleh kurangnya tidur selama beberapa hari.

Pengaruh Kurang Tidur Kronis
     Kekurangan tidur sangat berpengaruh dan membuat tubuh kita stress (Goh et al, 2001) dan tentu saja, otak kita. Penelitian menggunakan fMRI telah menunjukkan bahwa ketika kurang tidur, otak harus mengkompensasinya dengan menggunakan jalur lain untuk kerja kognitif (Drummond et al, 2005) dan bahwa imteraksi antara berbagi wilayah otak terlihat berbeda ketika memecahkan masalah (Strickgold et al, 2006).
   Kurang tidur juga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, terutama yang berhubungan dengan rencana tidak terduga, rencana, inovasi, revisi rencana, dan komunikasi efektif (Harisson & Horne, 2000). 

Berikut adalah video proses tidur manusia
 
Jika kalian ingin melihat materi psikologi lainnya, silahkan kunjungi link berikut ini yaahh!!!

Sumber :
1.      S. Feldman, Robert. 2010. Psychology and Your Life. New York : The McGraw-Hill B ook Companies.
2.      A. King, Laura. 2012. Psikologi Umum : Sebuah Pandangan Apresiatif. Buku 1 Diterjemahkan oleh Brian Marwensdy.  Jakarta : Salemba Humanika.
 



0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Recent Posts

Pages

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Total Tayangan Halaman

Like on Facebook

Weather

Breaking News

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Formulir Kontak



Followers

Date

Time

More Services

Blogger templates

Blogroll

About

Blogroll

Popular Posts

Copyright © Psychology Note | Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates
Design by Carolina Nymark | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com