Pendidikan anak pra sekolah merupakan pendidikan yang diberikan kepada anak untuk belajar mengenal lingkungan luar sosial sebelum masuk ke tahap sekolah yaitu sekolah dasar (SD). Pendidikan anak pra sekolah disebut juga pendidikan anak usia dini (PAUD).
Pendidikan anak usia dini perlu dilakukan karena merupakan hal yang penting dan merupakan tahap perkembangan emas anak sehingga dibutuhkan stimulus selain dari keluarga, selain itu menyadari betapa pentingnya mendidik anak sejak dini sebelum mereka memasuki pendidikan dan dunia sosial yang lebih luas.
Adapun tujuan dari pendidikan anak prasekolah adalah untuk membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral seta agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis, dan kompetitif.
Pendidikan anak prasekolah bukan hanya menjadi tanggung jawab orangtua saja, tetapi masyarakat serta lingkungan turut berperan serta dalam mendidik serta mengenalkan lingkungan sosial luar anak tersebut.
Karena tahap prasekolah merupakan tahap perkembangan emas anak dalam proses belajarnya, anak-anak akan mudah menyerap segala informasi dan hal yang mereka amati sehingga baik peran orangtua maupun lingkungan sangat berpotensi membina dan mengembangkan hal yang baik bagi proses belajar anak.
Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra sekolah tidak hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan pada bentuk-bentuk permainan edukatif dan kandungan moral yang tinggi. Jadi anak tidak akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya yang penuh kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.
Ciri-Ciri
Anak Prasekolah
a. Ciri
Fisik Anak Prasekolah
Anak pada tahap
prasekolah memiliki ciri-ciri dalam hal tinggi dan berat tubuh. Di masa kanak
awal mereka akan mengalami peningkatan berat badan dan tinggi tubuh. Ketika usia
mereka bertambah, berat badan dan tinggi tubuh mererka akan mengalami
penurunan.
b. Ciri
Kognitif Anak Prasekolah
Di masa anak
prasekolah, anak di tahap ini memiliki perkembangan kognitif terhadap dirinya. Anak
akan mulai merepresentasikan dunia dengan kata-kata dan gambar. Anak juga akan
memiliki sifat egosentrisme. Karena melalui kata dan gambar, anak akan
merefleksikan pemikiran tersebut melalui bentuk simbolis.
c. Ciri
Sosio-Emosi Anak Prasekolah
Selama tahap anak
prasekolah atau masa kanak awal, anak mulai dapat memahami situasi yang terjadi
dan menimbulkan emosi tertentu, ekspresi atau sikap marah menunjukkan perubahan
emosi yang terjadi pada anak, dan dapat mempengaruhi perilaku anak tersebut.
Dalam perkembangan
sosial, anak memiliki tahap perkembangan bermain, antara lain.
- Tingkah laku unoccupied anak tidak bermain dengan sesungguhnya. Ia mungkin berdiri di sekitar anak lain dan memandang temannya tanpa melakukan kegiatan apapun.
- Bermain soliter anak bermain sendiri dengan menggunakan alat permainan, berbeda dari apa yang dimainkan oleh teman yang berada di dekatnya, mereka berusaha untuk tidak saling berbicara.
- Tingkah laku onlooker anak menghasilkan tingkah laku dengan mengamati. Kadang memberi komentar tentang apa yang dimainkan anak lain, tetapi tidak berusaha untuk bermain bersama.
- Bermain pararel anak-anak bermain dengan saling berdekatan, tetapi tidak sepenuhnya bermain bersama dengan anak lain, mereka menggunakan alat mainan yang sama, berdekatan tetapi dengan cara tidak saling bergantung.
- Bermain asosiatif anak bermain dengan anak lain tanpa organisasi. Tidak ada peran tertentu, masing-masing anak bermain dengan caranya sendiri-sendiri.
- Bermain Kooperatif anak bermain dalam kelompok di mana ada organisasi. Ada pemimpinannya, masing-masing anak melakukan kegiatan bermain dalam kegiatan, misalnya main toko-tokoan, atau perang-perangan.
0 komentar:
Posting Komentar