Assalamualaikum :) This is my journal, my activities and experiences, as well as writing science.

Rabu, 23 November 2016

Posted by Saras Gusvita on 18.35 with No comments

Gejala-gejala Stress Pada Anak Dan Cara Penanggulangannya

Menghindari Stress Pada Anak
Orang tua harus mengetahui apa gejala-gejala stress pada anak. Gejala-gejala stress pada anak memang sangat susah dikenali dibandingkan dengan gejala-gejala stress pada orang dewasa. Ini di karenakan anak terkendala dari cara mengkomunikasikan apa yang sedang dialaminya, perasaan takut apa yang sedang dihadapi, cederung tertutup dan lain-lain. Ini penting karena stress yang dalam dapat berakibat sangat luas pada pribadi dan prestasi anak, bahkan berpengaruh pada perubahan tingkah laku dan fisik anak.
 Gejala-gejala stress pada anak adalah sebaga berikut:
  • Anak menampilkan tanda-tanda depresi
  • Mudah marah dan kehilangan minat pada aktivitas pavoritnya
  • Lelah, gelisah dan agitasi
  • Mengeluh sakit fisik seperti sakit perut (mencret) ataupun sakit kepala
  • Minat belajar menurut dan prestasi yang anjlok
  • Kemungkinan anak akan berubah tingkah laku dari seorang yang ramah menjadi pendiam, ataupun sebeliknya dari seorang yang penurut menjadi seorang yang sering membantah
  • Anak berubah menjadi seorang pembohong bahkan mencuri atau melakukan perbuatan jahat lainnya sebagai bentuk pelarian.
  • Anak kurang bertanggung jawab terhadap tugas-tugas rumah
  • Anak menjadi lebih tergantung dengan orang tua atau mengacuhkan orang tua
  • Kurang percaya diri dan bersikap malas
Gejala-gejala stress pada anak harus cepat ditanggulangi sebelum gejala-gejala tersebut mengalami generalisasi terhadap tingkah laku negatif lainnya. Anak yang stress berat bahkan bisa bersikap destruktif (merusak) bahkan bunuh diri jika tidak cepat ditanggulangi.
 
A. Penyebab stress pada anak
Penyebab stress pada anak bermacam-macam sumbernya. Bahkan segala sesuatu yang ada di lingkungan anak, respon, tuntutan dan aktivitasnya keseharian berpotensi menjadi sumber stress baginya. Sehingga penting bagi orang tua untuk mengenali faktor-faktor penyebab stress pada anak, sehingga mereka mampu mengambil tindakan pertolongan bagi anak-anak mereka agar coping (pertahanan) dengan stress yang dihadapi serta mampu mencegah atau menghindari terjadinya stress pada anak.
Menurut Prof. Marian Marion dalam bukunya Guidance for young children, ada dua faktor utama penyebab stress (stressors) pada anak yakni faktor internal dan faktor eksternal.
  • Faktor Internal
Yang termasuk dalam faktor internal antara lain rasa lapar, rasa sakit, sensitivitas terhadap bunyi/keributan, perubahan suhu, dan kondisi keramaian (kepadatan manusia). Menurut spesialis pengembangan manusia dari University of Illinois Cooperative Extension (Christine M. Todd), stress fisik (seperti rasa lapar, mengantuk atau mendapat peringatan akibat tingkah laku yang kurang baik) merupakan penyebab utama masalah tingkah laku pada anak
  • Faktor Eksternal
Yang faktor eksternal meliputi perpisahan atau perceraian dalam keluarga, perubahan dalam komposisi keluarga, menghadapi pertengkaran dan konflik, menghadapi kejahatan, mengalami tindakan kekerasan dari sesama teman (bullying), kehilangan sesuatu yang berharga misalnya hewan kesayangan, diperhadapkan dengan tugas yang harus diselesaikan secara bertubi-tubi, terburu-buru (hurrying), dan kehidupan sehari-hari yang tidak teratur dengan baik.
Sebenarnya stress dapat berdampak positif maupun negative pada anak. Ini di dipengaruhi oleh umur dan tingkatan stres. Stress yang berdampak positif (misalnya mengikuti kejuaraan tertentu dan belajar mengendarai sepeda) merupakan bagian yang normal dari kehidupan anak setiap hari. Berkaitan dengan umur, semakin muda anak, semakin besar dampak yang ditimbulkan dari hal-hal baru, dan semakin kuat serta potensial pula stress negatif terjadi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak negatif dari stress lebih banyak terjadi pada anak-anak yang berumur di bawah 10 tahun, yang memilki temperamen menurun seperti “sulit” atau “slow but warm-up”, dan yang dilahirkan prematur. Stress yang terjadi secara berkepanjangan (chronic stress) sangat membahayakan bagi kesehatan dan perkembangan mental anak, seperti menurunkan kekebalan tubuh (immune system) untuk melawan penyakit dan infeksi, merusak system pencernaan, menghambat pertumbuhan, merusak emosi, perkembangan fisik dan sel-sel otak anak.
 
B. Cara pencegahan stress pada anak
Pencegahan dan penanggulangan stess pada anak harus dilakukan sedini mungkin dengan cara-cara yang tepat. Jangan sampai tindakan yang diambil oleh orang tua, hanya menambah beban stress yang di derita oleh anak. Strategi pengendalian ini haruslah didasarkan pada tingkat perkembangan anak karena hal ini sangat berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengerti dan memahami keadaan yang sedang mereka alami.
Para pakar psikologi anak menyebutkan bahwa ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencegah serta mengurangi stres pada anak seperti dibawah ini:
  • Menyediakan lingkungan yang mendukung bagi anak dimana mereka dapat bermain atau mengekpresikan bakat seni mereka.
  • Istirahat yang cukup dan nutrisi yang baik dapat menolong anak-anak dalam mengatasi stress.
  • Menyediakan waktu yang berkualitas dengan anak setiap hari. Biarkan anak mengutarakan masalah yang sedang dihadapi dan menuliskannya. Pada kesempatan ini anak diajak bermain bersama-sama atau berbicara dari hati ke hati tentang bebagai masalah yang dihadapi oleh mereka serta mencari jalan keluar bersama. Ajarkan anak untuk mentransfer strategi pengendalian stress kepada situasi yang lain. Dengan demikian mereka akan merasa bahwa mereka sangat berarti bagi orang tua mereka.
  • Sebelum anak menghadapi hal-hal baru dalam keluarga yang dapat menyebabkan stress (misalnya kelahiran anggota keluarga baru), maka perlu bantuan orang tua mempersiapkan anak dengan cara untuk memberikan pemahaman tentang hal-hal baru yang akan terjadi dalam keluarga. Hal ini akan menolong mengurangi beban stress anak. Namun, persiapan yang berlebih-lebihan juga dibuktikan dapat menyebabkan lebih banyak stress. Orang tua dapat menilai apakah pemahaman yang diberikan sudah cukup atau belum dengan cara memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya jika ia ingin mengetahui lebih banyak.
  • Menolong anak-anak untuk mampu mengidentifikasi berbagai strategi penanggulangan stres (misalnya meminta pertolongan jika ada seseorang yang menggoda/mengganggu, mengatakan kepada mereka kalau kamu tidak menyukainya atau meninggalkan orang yang mengganggu). Menolong anak-anak untuk mengenal, menamai, menerima dan mengekspresikan perasaan mereka secara tepat.
  • Mengajarkan kepada anak-anak teknik relaksasi (beristirahat). Berikan saran-saran seperti: “tarik napas yang dalam”, “berhitung mendur”, “tarik dan regangkan otot-ototmu”, “bermain dengan adonan tanah liat”, “berdansa” atau “membayangkan tempat-tempat yang disukai untuk dikunjungi dan menghayal mengunjungi tempat-tempat tersebut”).
  • Latihan menggunakan berbicara pada diri sendiri (self-talk skills) seperti “saya akan mencoba”, saya piker saya mampu melakukannya”, ini akan menolong anak dalam mengendalikan stress mereka. Beberapa strategi dasar meliputi penerapan strategi disiplin positif, mengikuti rutinitas secara konsisten, dan meningkatkan kerja sama.
  • Jangan membebani anak dengan masalah yang sedang dihadapi orang tua. Tetapi katakanlah kepada mereka tujuan hidup keluarga dan diskusikan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan sikap yang menyenangkan.
  • Berilah pujian pada anak ketika mereka melakukan hal-hal yang baik dan jangan lupa untuk memberikan pelukan dan ciuman.
  • Gunakanlah humor sebagai buffer terhadap perasaan-perasaan dan situasi yang kurang baik. Anak yang mempelajari humor akan lebih baik untuk menjaga segala sesuatu dalam persepsi.
  • Jangan memberikan beban yang berlebihan kepada anak dengan aktivitas dan tanggung jawab diluar sekolah. Biarkan anak-anak untuk belajar mengatur waktu mereka dengan baik. Jangan meminta mereka untuk selalu menjadi nomor satu dalam segala hal.
  • Berikanlah contoh dan teladan yang baik kepada mereka sehingga mereka akan meniru tingkah laku orang tuanya. Tunjukkan kepada mereka keahlian untuk mengontrol pengendalian diri dan keahlian untuk mengendalikan stress. Dengan melihat hal ini akan memberikan keuntungan bagi mereka karena nantinya mereka akan mampu mengendalikan stress mereka secara baik.
Bagaimanapun juga, stress pada anak sangatlah beragam, sehingga cara pencegahan dan penanggulangannya harus disesuaikan dengan penyebabnya. Orang tua yang baik dan bijak hendaknya selalu belajar dan mencari referensi untuk mencegah stress yang berlarut-larut pada anak. Stress yang berlarut-larut akan merusak keprbadian anak. Sungguh suatu tindakan yang bijak dari orang tua, jika mengambil tindakan yang tepat sedini mungkin, untuk mencegah dan menanggulagi stress pada anak.

Menghindari Stress Pada Anak

Stress pada anak bisa saja terjadi setiap waktu. Kondisi psikis anak tentu berbeda dengan orang dewasa dikarenakan tingkat perkembangan mereka yang masih dalam tahap awal. beberapa indikasi stress pada anak dapat dijumpai saat anak terlihat murung, hiperaktif, atau memiliki kecenderungan untuk berbuat nakal. Namun tentu perlu diteliti dulu kondisi kejiwaan anak sebelum menentukannya. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi stress pada anak diantaranya.

Memperbaiki pola asuh
Apabila selama ini Anda sebagai orangtua cenderung otoriter atau sebaliknya serba boleh kepada anak Anda, sebaiknya Anda coba untuk mengajari mereka memahami aturan dalam keluarga. Tentu komunikasikan dengan jelas kepada anak mengapa aturan tersebut diberikan beserta konsekuensi apabila dilanggar. Reward and punishment tentu juga harus diberikan kepada anak setiap melakukan aktivitas.

Tidak terlalu menuntut
Sosok orangtua selalu menginginkan sesuatu yang terbaik bagi anak mereka, namun terkadang target yang ditetapkan oleh orangtua tidak dapat dicapai oleh anak. Hal yang perlu Anda lakukan sebagai orang tua adalah tidak terlalu banyak mengkritik apalagi membanding-bandingkan dengan anak lain. Terimalah ia dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Bantulah dia saat dia gagal mencapai target, dan semangatilah dia untuk bangkit dan kembali berusaha.

Membangun kedekatan emosional
Ikatan emosional antara orangtua dan anak akan membangun keterbukaan antar keduanya. Berbagi cerita antar anak dan orangtua soal kegiatan di sekolah ataupun dengan teman-teman mereka akan memberikan pengetahuan bagi orangtua tentang kehidupan anak. Pengalaman orangtua dalam menghadapi permasalahan akan membantu anak memecahkannya. Tentu akan lebih baik bagi anak untuk berbagi kepada orangtua sebelum ia menceritakannya kepada teman-teman seusianya yang kemudian tidak memperoleh saran yang baik sehingga membuatnya semakin tenggelam.

Dorong pada kemandirian
Kemandirian pada seorang anak tentu harus dimulai sejak dini. Karenanya, melatih kemandirian dapat dilakukan dengan banyak cara. Terlebih saat si anak dilatih untuk membuat keputusan yang diperlukan dalam kegiatannya. Sebuah pertanyaan akan suatu tindakan apakah boleh dilakukan atau tidak, dan mendiskusikannya apa yang akan terjadi bila si anak melakukannya akan menjadi sarana baginya untuk belajar mengambil keputusan hidup. Seorang anak yang mandiri akan lebih cepat menyelesaikan permasalahan yang dialaminya dan menangani perasaan tidak nyaman sehingga mencegah dirinya mengalami stress.
Makanan sehat dan tidur cukup
Asupan gizi bagi seorang anak penting dalam menghadapi stress. Asupan gizi yang cukup serta istirahat yang optimal dengan tidur akan membantunya dalam menghindari stress. Pastikan si anak makan pada waktu yang teratur dan jadwal yang ditentukan. Susun jadwal yang baik baginya kapan waktu untuk belajar, bermain, ataupun menonton televise dengan program yang mendidik serta melatih kecerdasan anak. Perhatian dan kasih saying orang tua dalam hal ini akan lebih dirasakan saat mereka bisa mengatur waktu bagi masing-masing untuk bertemu dan berbicara.

Popular Posts

Recent Posts

Pages

Text Widget

Diberdayakan oleh Blogger.

Wikipedia

Hasil penelusuran

Total Tayangan Halaman

Like on Facebook

Weather

Breaking News

Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

Formulir Kontak



Followers

Date

Time

More Services

Blogger templates

Blogroll

About

Blogroll

Popular Posts

Copyright © Psychology Note | Powered By Blogger | Published By Gooyaabi Templates
Design by Carolina Nymark | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com